SELAMAT DATANG CALON JUTAWAN..SALAM DAHSYAT DAN SUKSES DARI H.IDRIS..!!!

Propolis Melawan Kanker Payudara


Apoptosis - Sel Kanker Bunuh Diri Akibat Propolis
Ini bukti empiris penderita kanker payudara stadium III di Surabaya. Sel kanker akhirnya metastasis atau menjalar ke lever sehingga terjadilah serosis alias kanker hati. Gejala yang khas bagi penderita kanker stadium III antara lain muncul rasa sakit bagai ditusuk-tusuk jarum. Untuk mengetahui stadium kanker, pasien menjalani tes kadar CA 15-3- untuk mengetahui antigen tumor payudara di darah. Hasil kadar CA mencapai 172,95 U/ml, kadar normalnya maksimal 30 U/ml dan pada kondisi seperti itu dokter memprediksi peluang untuk sembuh hanya 5%.
Untuk mengatasi penyakit ganas tersebut dokter menyarankan agar pasien menjalani biopsi dan 8 kali kemotrapi. Interval kemotrapi adalah 21 hari dengan biaya sekali biopsi adalah Rp. 3,5 juta dan Rp. 6 juta untuk kemotrapi. Dampak kemotrapi adalah rambut rontok dan hilangnya nafsu makan sehingga badan menjadi kurus. Setelah 4 kali kemotrapi dokter menyatakan bahwa kanker sirosis atau kanker hati sembuh. Kanker payudara yang ia idap telah metastasis ke lever, kemotrapi selanjutnya untuk mengatasi kanker payudara.
Menjelang kemotrapi ke 8, pasien kaget karena muncul benjolan lain di payudara yang lain yang kian hari tambah membesar dan dokter menyarankan operasi pengangkatan payudara. Operasi pengangkatan akhirnya batal karena sel kanker membesar, dan pada kondisi seperti itu biasanya pasien melirik herbal. Pasien tersebut mengkonsumsi campuran propolis, royal jeli, madu yang sudah diolah dalam bentuk sirop. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari masing-masing 1 sendok makan dan efeknya tubuh merasa nyaman dan rasa nyeri menghilang. Benjolan di payudara mengecil dari 4 cm menjadi 0,5 cm. Ketika memeriksakan diri, dokter sampai terheran-heran melihat perkembangan sel kanker yang mengecil.
Propolis kaya alkaloid, flavonoid, saponis, tannin, quertecin, vitamin dan CEPA yang bersifat anti kanker. Riset ilmiah membuktikan bahwa mekanisme penyembuhan kanker melalui antiproliferasi dan pada uji coba praklinis, tikus penderita kanker yang mengkonsumsi propolis membuktikan ukuran nodul mengecil dari 4 cm menjadi 0,5 cm dalam sebulan.
Flavonoid dari propolis akan menghambat protein kinase pemicu penggandaan sel dan mengaktifkan apoptosis. Apoptosis adalah kondisi dimana sel kanker melakukan bunuh diri sehingga dengan sendirinya sel-sel kanker berkurang dan menghilang.
Propolis Mengobati Kanker

Berdasar riset yang dilakukan di laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu (LPT) UGM, produk propolis yang diteliti dapat menghambat sel kanker HeLa (sel kanker serviks), Siha (sel kanker uterus), serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara) dengan nilai IC50 berkisar 20 – 41 µg/ml. Artinya, propolis dosis 20 – 41 µg/ml dapat menghambat aktivitas 50% sel kanker dalam kultur.

Itu sejalan dengan penelitian dr Woro Pratiwi MKes SpPD, dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM). Propolis yang diberikan selama 1 bulan memiliki efek antikanker dalam organisme hidup. Itu ditunjukkan dengan menurunnya jumlah nodul atau tonjolan tumor dan menurunnya aktivitas proliferasi – penggandaan – sel tumor kelenjar payudara pada mencit. Namun, efeknya masih lebih rendah dibanding pada mencit yang diberi obat kanker standar, doksorubisin. ‘Sehingga, perlu dikaji penggunaan propolis dengan obat antikanker terstandar untuk memberikan efek terapi optimal dan efek samping minimal,’ ujar Woro.

Polifenol dan flavonoid, sebagian senyawa yang terkandung dalam propolis, kemungkinan berperan menghambat proliferasi sel kanker. Menurut Dr Edy Meiyanto dari Fakultas Farmasi UGM, flavonoid biasanya mempunyai struktur khas yang mampu menghambat protein kinase yang digunakan untuk proliferasi sel. Jika protein kinase ini dihambat, proses fisiologi sel pun terhambat sehingga sel melakukan apoptosis alias membuat program bunuh diri.

‘Senyawa golongan flavonoid dan polifenol yang ada dalam propolis juga memiliki efek antioksidan dan antitrombositopenia,‘ kata Prof Dr Mustofa MKes Apt dari Bagian Farmakologi & Toksikologi FK UGM. Penelitian tim FK UGM menunjukkan sediaan propolis yang diuji mampu mencegah penurunan trombosit pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei – salah satu parasit penyebab malaria pada mamalia selain manusia. Dosis optimal 5 ml/kg bobot badan juga mampu meningkatkan jumlah eritrosit hingga 37% setelah 8 hari pemberian.